Selayang Pandang Sejarah
Psikolinguistik
J. Fernando H. Sihombing
A.
Pengantar
Psikolinguistik pada
awalnya berasal dari dua kajian disiplin ilmu, yakni kajian disiplin ilmu Psikolinguistik
dan kajian disiplin ilmu linguistik. Berdasarkan asal kata, psikolinguistik berasal dari kata psikologi dan linguistik. Psikologi berarti ilmu yang mempelajari kejiwaan. “la psychologie
étudie la croissance mentale”[1] Sedangkan linguistik
berarti “ilmu yang mempelajari tentang bahasa.[2] Pada
dasarnya linguistik berhubungan dengan sifat bahasa dan komunikasi.[3]
Psikolinguistik adalah hasil pemikiran dari para ahli psikologi dan para ahli
linguistik yang berasal dari aliran yang berbeda-beda juga. Misalkan saja Von
Humbolt adalah seorang ahli linguistik asal Jerman yang sangat dipengaruhi oleh
aliran rasionalisme. Ada juga Leonard Bloomfield, seorang ahli psikologi yang
menganut dua aliran psikologi, yakni behaviorisme dan mentalisme
Pada awalnya psikolinguistik berasal dari dua kajian
disiplin ilmu, yakni kajian disiplin ilmu Psikolinguistik dan kajian disiplin
ilmu linguistik. “Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa
dengan perilaku dan akal budi manusia, psikolinguistik adalah interdispiner
linguistic dan psikologi.[4]” Pada tahun 1954,
sebuah buku berjudul Psycholinguistic: A
survey of theory and research problems, karangan Thomas A. Sebeok dan
Charles E. Osgood menggunakan istilah psikolinguistik
untuk pertama kalinya.[5] Psikolinguistik
merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila
seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya pada saat berkomunikasi dan bagaimana kemampuan
berbahasa itu diperoleh. Dalam buku Caron terdapat subbab yang berjudul “Linguistic Structural”[6]
Di dalam subbab ini, sangat jelas bahwa bahasa dan linguistik adalah satu kesatuan yang tak
terpisahkan karena landasan pembelajaran linguistik adalah bahasa.
B.
Isi
Psikologi, linguistik, dan psikolinguistik
Psikologi, seperti yang sudah dijelaskan di atas
mempelajari kejiwaan seseorang. Jika psikologi mempelajari kejiwaan, itu
berarti mempunyai kaitan dengan perilaku manusia. Salah satu perilaku manusia
yang dapat dipelajari adalah kebudayaan. Kebudayaan berkaitan erat dengan
bahasa dan itu berarti psikologi berkaitan erat juga dengan linguistik.
Awal mula lahirnya
kajian disiplin ilmu psikolinguistik, diawali oleh seminar yang diselenggarakan
oleh sebuah lembaga sosial di Amerika yang bernama social research counsil, yang bertujuan mempertemukan para pakar
linguistik, psikologi, patologi, ahli-ahli teori informasi dan pembelajan
bahasa di universitas Cornell Pada tahun 1951. Kemudian pada
tahun 1953, [7] dua orang ahli linguistik bernama Charles E.
Osgood dan Sebeok bersama seorang ahli psikologi bernama Caroll, bersama-sama
mengikuti seminar di Universitas Indiana - Amerika serikat. Mereka bersama-sama
menggabungkan dua kajian disiplin ilmu menjadi satu kajian disiplin ilmu baru
yaitu psikolinguistik.[8]
Hasil seminar tersebut juga dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Psycholinguistics: A Survey of Theory and
Research problems. Namun psikolinguistik benar-benar dianggap sebagai
kajian disiplin ilmu tersendiri pada tahun 1963, yaitu ketika Osgood menulis
satu artikel dalam jurnal American
Psychology yang berjudul On
Understanding and creating sentences. Dalam tulisannya, Osgood menjelaskan
teori baru behaviorisme yang dikenal dengan neobehaviorisme yang kemudian
dikembangkan seorang ahli psikologi yang bernama Mowrer. Teori Osgood itu
kemudian dikenal dengan teori mediasi. “Pandangan
Osgood itu kemudian terkenal dengan teori mediasi, yaitu suatu usaha mengkaji
peristiwa batin yang menengahi stimulus dan respon yang dianggap oleh Skinner
sebagai usaha untuk memperkukuh peranan akal ke dalam psikologi yang oleh kaurn
behaviorisme dianggap tidak ilmiah karena peristiwa itu tidak dapat diamati
secara langsung.[9]
Teori
mediasi yang dikembangkan Osgood ini menuai kritikan keras dari Skinner yang
menuding Osgood mempertahankan mentalisme yang telah disingkirkan behaviorisme.
Namun di lain pihak, teori Osgood ini mendapat dukungan Lenneberg, seorang
mahasiswa yang memperoleh pendidikan
khusus untuk mempelajari psikolinguistik.
Menurut
Chomsky, pandangan ‘dari dalam’
menimbulkan persepsi dalam pikiran yang dapat disimpulkan dalam bahasa
(bahasa merupakan obyek dalam linguistik), dan oleh karena itu Dalam lebih satu
kesempatan, “Pada awalnya psikolinguistik
beraliran behaviorisme, namun pada perkembangannya, kajian psikolinguistik,
Chomsky mengembangkan psikolinguistik ke arah kognitif dan kemudian dia disebut
sebagai ‘Bapak Linguistik Modern’.”[10] kemudian Chomsky menyampaikan
pandangannya bahwa “linguistik sebagai salah
satu cabang psikologi, yakni psikologi kognitif.”[11]
Perkembangan psikolinguistik
Dalam perkembangannya, psikolinguistik mengalami
perkembangan yang sangat pesat sehingga menghasilkan beberapa subdisiplin ilmu
baru yang memerlukan penelitian yang seksama pada tiap subdisiplin ilmunya.[12]
Adapun subdisiplin psikolinguistik adalah sebagai berikut:
-
“Psikolinguistik
teoritis”[13]
Sub disiplin ilmu ini mengkaji tentang hal-hal yang
berkaitan dengan teori bahasa. Misalnya di jurusan kita, kita mempelajari mata kuliah linguistik. Pada mata
kuliah linguistik kita juga mempelajari teori-teori bahasa sehingga bisa
dikatakan pada mata kuliah linguistik menerapkan subdisiplin ini.
-
”Psikolinguistik
perkembangan”[14]
Subdisipin ini mengkaji tentang pemerolehan bahasa.
Misalnya kita mengikuti atelier. Pada saat kita mengikuti atelier, kita
diajarkan oleh penutur asing dan subdisiplin ini dapat diterapkan pada kelas
atelier karena pemerolehan bahasa oleh mahasiswa bukan dari pengajar bahasa
asing melainkan langsung oleh penutur aslinya.
-
“Psikolinguistik
sosial”[15]
Subdisiplin ini membahasa
tentang aspek-aspek sosial bahasa. Misalnya pada kelas literature française kita mempelajari bukan hanya karya-karya
sastra di perancis, melainkan juga bagaimana perkembangan sastra Perancis dan
bahasa yang berkembang di perancis.
-
“Psikolinguistik
pendidikan”[16]
Subdisiplin ini membahas tentang peranan bahasa,
khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpidato dan pengetahuan mengenai peningkatan berbahasa dalam memperbaiki
proses penyampaian buah pikiran. Subdisiplin ini digunakan pada mata kuliah Production Orale, Réception Orale,
Production Écrite dan Réception Écrite. Selain itu subdisiplin ini dapat
diterapkan pada saat kita menjadi pengajar bahasa asing.
-
“Neuropsikolinguistik”[17]
Subdisiplin ini berbicara mengenai hubungan bahasa
dan otak manusia. Misalnya pada saat kita belajar menggunakan metode
audio-visual, subdisplin ini dapat diterapkan karena dengan metode
audio-visual, peserta didik dapat melihat, mendengarkan , dan berpikir untuk
menerjemahkan ke dalam bahasa ibunya sehingga mempermudah peserta didik dalam
belajar bahasa.
-
“Psikolinguistik eksperimental”[18]
Subdisiplin ini membahas mengenai
eksperimen-eksperimen dalam bidang bahasa dan perilaku berbahasa. Subdisiplin ini
dapat diterapkan pada mata kuliah morfologi.
-
“Psikolinguistik
terapan”[19]
Subdisiplin ini ini berbicara mengenai penerapan
temuan-temuan keenam subdisiplin psikolinguistik yang telah disebutkan ke dalam
bidang-bidang tertentu seperti psikologi, linguistik, berbicara dan menyimak,
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca, neurologi,
psikiatri, komunikasi, kesusastraan dan lain sebagainya.
Jauh
sebelum psikolinguistik menjadi sebuah kajian disiplin ilmu baru, ada dua
aliran filsafat yang sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologi dan
linguistik. Dua aliran filsafat yang berpengaruh itu adalah aliran empirisme dan aliran
rasionalisme. Aliran empirisme cenderung mengkaji bagian-bagian yang membentuk
suatu benda sampai ke bagian-bagian terkecil dan mendasarkan kajiannya pada faktor-faktor
luar yang langsung dapat diamati melalui pengidraan. Sedangkan aliran
rasionalisme cenderung hanya menggunakan rasio atau akal saja. Dari dua aliran
ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam memahami perilaku manusia.[20]
Pada abad 19, Wilhem Von Humboldt,
seorang ahli linguistik, ‘’ The
latest potentialities
of each language's innere Sprachform ·are
the field of its literary artists, and,more important, the language and thought
of a people are inseparable. Humboldt carries -further Herder's conception of
the parallel development of thought and language: 'a people's speech is their
spirit, and their spirit is their speech'.” [21] mengkaji hubungan bahasa dengan pikiran. Selain itu Humboldt
mengembangkan lebih lanjut konsepsi Herder tentang perkembangan sejajar antara
pikiran dan bahasa : ‘’bahasa suatu bangsa adalah jiwa bangsa itu dan jiwa
mereka adalah bahasa mereka.
Pada abad 20, Ferdinand de Saussure, seorang ahli
linguistik berusaha juga menjelaskan apa sebenarnya bahasa itu dan bagaimana
keadaan bahasa itu dalam otak. Saussure memperkenalkan konsep langue (bahasa), parole (bertutur), dan language
(ucapan).
Sebelum menjadi sebuah kajian disiplin ilmu, sebenarnya
psikolinguistik sudah mulai terpikirkan oleh para ahli linguistik dan
psikologi, namun baru menjadi sebuah kajian disiplin ilmu sejak di cetuskan
oleh Osgood[22].
Dalam perkembangannya setelah menjadi kajian disiplin ilmu, psikolinguistik
pada awalnya menganut teori behavioristik yang dikembangkan Skinner, kemudian
pada tahun 60-an dan awal 70-an, pandangan mentalistik kognitivis yang
dikembangkan chomsky mendominasi perkembangan psikolinguistik. Pada tahun 70-an
psikolinguistik berkembang ke arah pragmatik komunikatif dan pada akhir masa
ini pragmatik atau sosiolinguistik semakin mendominasi pada kajian disiplin ilmu
psikolinguistik. Perkembangan psikolinguistik semakin pesat dan mulai muncul
model interogatif yang terdiri atas komponen behavioral dan kognitif dan
menjadi ciri dari kajian disiplin psikolinguistik hingga sekarang.
C.
Penutup
Psikolinguistik merupakan gabungan dari dua kajian
disiplin ilmu, yakni psikologi dan linguistik. Kajian disiplin ilmu ini dibuat
bukanlah tanpa tujuan, dan tujuan dari kajian disiplin ilmu ini adalah untuk
mempermudah para pendidik bahasa dalam mengajarkan bahasa kepada peserta didik
secara efektif dan efisien.
Daftar Acuan
-
Kholid
A. Harras & Andika Dutha Bachari. 2009. Dasar-dasar
psikolinguistik. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia Press
-
Suci
Sundusiah. “Sejarah Perkembangan
Psikolinguistik”. [Online] http:// Error! Hyperlink reference not valid.
(27 Februari 2012 pukul 01.15 WIB)
-
Sari,
Nirmala. An Introduction to Linguistics.
Jakarta: Depdikbud.1988
-
Jean Caron. 1992. An Introduction to psycholinguistics. Inggris. Harvester Wheatsheaf
-
R. H. Robins. 1995. Sejarah singkat linguistik (terjemahan
dari: A short history of linguistics). Bandung: Penerbit ITB
-
Charles N. Cofer. “The psychology of
language”. Language International Encyclopedia of social [ONLINE] http://www.sciene.encyclopedia.com
(27
Februari 2012 pukul 23.48 WIB)
[1] Piaget, Inhelder. B. La psychologie de l'enfant. Paris: Presses Universitaires de France. 1993. p. 1
[2] Harimurti
Kridalaksana. Kamus Linguistik.
p.116
[3] Sari, Nirmala. An
Introduction to Linguistics. Jakarta: Depdikbud.1988
[4]
Harimurti Kridalaksana. Op. cit.,
Jakarta: Gramedia. 1983. p. 163
[5] Suci Sundusiah. “Sejarah
Perkembangan Psikolinguistik”. p. 1 (Suci Sundusiah
menjelaskan istilah psikolinguistik digunakan pertama kali oleh Osgood)
[6]
Jean Caron. An Introduction to
psycholinguistics. Inggris: Harvester Wheatsheaf. 1992. p. 2
[7]
Suci Sundusiah. Op.
cit., p. 5
[8]
Charles N. Cofer. “The psychology of language”. Language International
Encyclopedia of social [ONLINE] sciene.encyclopedia.com (27 Februari 2012 pukul 23.48 WIB)
[9]
Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. cit., p. 14
[10]
Suci Sundusiah. “Sejarah
Perkembangan Psikolinguistik”. p. 6-7
[11]
R. H. Robins. 1995. Sejarah singkat
linguistik (terjemahan dari: A short
history of linguistics). Bandung: Penerbit ITB. p. 306
[12]
Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. Cit. p. 6-7
[13]
Ibid
[14]
Ibid
[15]
Ibid
[16]
Ibid
[17]
Ibid
[18]
Ibid
[19]
Ibid
[20]
Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. Cit. p. 8
[21]
R. H. Robins. A short history of
linguistics). London: Longman. 1967. P. 175
[22]
Charles Egerton Osgood seorang
psychologist Amerika yang kemudian tertarik pada kajian linguistik dan menjadi
psikolinguist (20 November 1916 –15 September 1991)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar