Jumat, 11 Mei 2012

Selayang Pandang Sejarah Psikolinguistik



Selayang Pandang Sejarah Psikolinguistik
J. Fernando H. Sihombing 


A.                Pengantar
            Psikolinguistik pada awalnya berasal dari dua kajian disiplin ilmu, yakni kajian disiplin ilmu Psikolinguistik dan kajian disiplin ilmu linguistik. Berdasarkan asal kata, psikolinguistik  berasal dari kata psikologi dan linguistik. Psikologi berarti ilmu yang mempelajari kejiwaan. “la psychologie étudie la croissance mentale”[1] Sedangkan linguistik berarti “ilmu yang mempelajari tentang bahasa.[2] Pada dasarnya linguistik berhubungan dengan sifat bahasa dan komunikasi.[3] Psikolinguistik adalah hasil pemikiran dari para ahli psikologi dan para ahli linguistik yang berasal dari aliran yang berbeda-beda juga. Misalkan saja Von Humbolt adalah seorang ahli linguistik asal Jerman yang sangat dipengaruhi oleh aliran rasionalisme. Ada juga Leonard Bloomfield, seorang ahli psikologi yang menganut dua aliran psikologi, yakni behaviorisme dan mentalisme
Pada awalnya psikolinguistik berasal dari dua kajian disiplin ilmu, yakni kajian disiplin ilmu Psikolinguistik dan kajian disiplin ilmu linguistik. Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia, psikolinguistik adalah interdispiner linguistic dan psikologi.[4] Pada tahun 1954, sebuah buku berjudul Psycholinguistic: A survey of theory and research problems, karangan Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood menggunakan istilah psikolinguistik untuk pertama kalinya.[5]  Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya pada saat  berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh. Dalam buku Caron terdapat subbab yang berjudul “Linguistic Structural”[6] Di dalam subbab ini, sangat jelas bahwa bahasa dan linguistik adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan karena landasan pembelajaran linguistik adalah bahasa.

B.     Isi
Psikologi, linguistik, dan psikolinguistik
Psikologi, seperti yang sudah dijelaskan di atas mempelajari kejiwaan seseorang. Jika psikologi mempelajari kejiwaan, itu berarti mempunyai kaitan dengan perilaku manusia. Salah satu perilaku manusia yang dapat dipelajari adalah kebudayaan. Kebudayaan berkaitan erat dengan bahasa dan itu berarti psikologi berkaitan erat juga dengan linguistik.
Awal mula lahirnya kajian disiplin ilmu psikolinguistik, diawali oleh seminar yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga sosial di Amerika yang bernama social research counsil, yang bertujuan mempertemukan para pakar linguistik, psikologi, patologi, ahli-ahli teori informasi dan pembelajan bahasa di universitas Cornell Pada tahun 1951. Kemudian pada tahun 1953, [7]  dua orang ahli linguistik bernama Charles E. Osgood dan Sebeok bersama seorang ahli psikologi bernama Caroll, bersama-sama mengikuti seminar di Universitas Indiana - Amerika serikat. Mereka bersama-sama menggabungkan dua kajian disiplin ilmu menjadi satu kajian disiplin ilmu baru yaitu psikolinguistik.[8] Hasil seminar tersebut juga dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Psycholinguistics: A Survey of Theory and Research problems. Namun psikolinguistik benar-benar dianggap sebagai kajian disiplin ilmu tersendiri pada tahun 1963, yaitu ketika Osgood menulis satu artikel dalam jurnal American Psychology yang berjudul On Understanding and creating sentences. Dalam tulisannya, Osgood menjelaskan teori baru behaviorisme yang dikenal dengan neobehaviorisme yang kemudian dikembangkan seorang ahli psikologi yang bernama Mowrer. Teori Osgood itu kemudian dikenal dengan teori mediasi. “Pandangan Osgood itu kemudian terkenal dengan teori mediasi, yaitu suatu usaha mengkaji peristiwa batin yang menengahi stimulus dan respon yang dianggap oleh Skinner sebagai usaha untuk memperkukuh peranan akal ke dalam psikologi yang oleh kaurn behaviorisme dianggap tidak ilmiah karena peristiwa itu tidak dapat diamati secara langsung.[9]
Teori mediasi yang dikembangkan Osgood ini menuai kritikan keras dari Skinner yang menuding Osgood mempertahankan mentalisme yang telah disingkirkan behaviorisme. Namun di lain pihak, teori Osgood ini mendapat dukungan Lenneberg, seorang mahasiswa yang memperoleh  pendidikan khusus untuk mempelajari psikolinguistik.
Menurut Chomsky, pandangan ‘dari dalam’  menimbulkan persepsi dalam pikiran yang dapat disimpulkan dalam bahasa (bahasa merupakan obyek dalam linguistik), dan oleh karena itu Dalam lebih satu kesempatan, “Pada awalnya psikolinguistik beraliran behaviorisme, namun pada perkembangannya, kajian psikolinguistik, Chomsky mengembangkan psikolinguistik ke arah kognitif dan kemudian dia disebut sebagai ‘Bapak Linguistik Modern’.”[10] kemudian Chomsky menyampaikan pandangannya bahwa “linguistik sebagai salah satu cabang psikologi, yakni psikologi kognitif.”[11]

Perkembangan psikolinguistik
            Dalam perkembangannya, psikolinguistik mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menghasilkan beberapa subdisiplin ilmu baru yang memerlukan penelitian yang seksama pada tiap subdisiplin ilmunya.[12] Adapun subdisiplin psikolinguistik adalah sebagai berikut:
-                      “Psikolinguistik teoritis”[13]
Sub disiplin ilmu ini mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori bahasa. Misalnya di jurusan kita, kita  mempelajari mata kuliah linguistik. Pada mata kuliah linguistik kita juga mempelajari teori-teori bahasa sehingga bisa dikatakan pada mata kuliah linguistik menerapkan subdisiplin ini.
-                      ”Psikolinguistik perkembangan”[14]
Subdisipin ini mengkaji tentang pemerolehan bahasa. Misalnya kita mengikuti atelier. Pada saat kita mengikuti atelier, kita diajarkan oleh penutur asing dan subdisiplin ini dapat diterapkan pada kelas atelier karena pemerolehan bahasa oleh mahasiswa bukan dari pengajar bahasa asing melainkan langsung oleh penutur aslinya.
-                      “Psikolinguistik sosial”[15]
Subdisiplin ini membahasa tentang aspek-aspek sosial bahasa. Misalnya pada kelas literature française kita mempelajari bukan hanya karya-karya sastra di perancis, melainkan juga bagaimana perkembangan sastra Perancis dan bahasa yang berkembang di perancis.
-                      “Psikolinguistik pendidikan”[16]
Subdisiplin ini membahas tentang peranan bahasa, khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpidato dan pengetahuan mengenai peningkatan berbahasa dalam memperbaiki proses penyampaian buah pikiran. Subdisiplin ini digunakan pada mata kuliah Production Orale, Réception Orale, Production Écrite dan Réception Écrite. Selain itu subdisiplin ini dapat diterapkan pada saat kita menjadi pengajar bahasa asing.
-                      “Neuropsikolinguistik”[17]
Subdisiplin ini berbicara mengenai hubungan bahasa dan otak manusia. Misalnya pada saat kita belajar menggunakan metode audio-visual, subdisplin ini dapat diterapkan karena dengan metode audio-visual, peserta didik dapat melihat, mendengarkan , dan berpikir untuk menerjemahkan ke dalam bahasa ibunya sehingga mempermudah peserta didik dalam belajar bahasa.
-                       “Psikolinguistik eksperimental”[18]
Subdisiplin ini membahas mengenai eksperimen-eksperimen dalam bidang bahasa dan perilaku berbahasa. Subdisiplin ini dapat diterapkan pada mata kuliah morfologi.
-                      “Psikolinguistik terapan”[19]
Subdisiplin ini ini berbicara mengenai penerapan temuan-temuan keenam subdisiplin psikolinguistik yang telah disebutkan ke dalam bidang-bidang tertentu seperti psikologi, linguistik, berbicara dan menyimak, pendidikan, pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca, neurologi, psikiatri, komunikasi, kesusastraan dan lain sebagainya.

Jauh sebelum psikolinguistik menjadi sebuah kajian disiplin ilmu baru, ada dua aliran filsafat yang sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologi dan linguistik. Dua aliran filsafat yang berpengaruh itu adalah aliran empirisme dan aliran rasionalisme. Aliran empirisme cenderung mengkaji bagian-bagian yang membentuk suatu benda sampai ke bagian-bagian terkecil dan mendasarkan kajiannya pada faktor-faktor luar yang langsung dapat diamati melalui pengidraan. Sedangkan aliran rasionalisme cenderung hanya menggunakan rasio atau akal saja. Dari dua aliran ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam memahami perilaku manusia.[20]
            Pada abad 19, Wilhem Von Humboldt, seorang ahli linguistik, ‘’ The latest potentialities of each language's innere Sprachform ·are the field of its literary artists, and,more important, the language and thought of a people are inseparable. Humboldt carries -further Herder's conception of the parallel development of thought and language: 'a people's speech is their spirit, and their spirit is their speech'.” [21] mengkaji hubungan  bahasa dengan pikiran. Selain itu Humboldt mengembangkan lebih lanjut konsepsi Herder tentang perkembangan sejajar antara pikiran dan bahasa : ‘’bahasa suatu bangsa adalah jiwa bangsa itu dan jiwa mereka adalah bahasa mereka.
Pada abad 20, Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik berusaha juga menjelaskan apa sebenarnya bahasa itu dan bagaimana keadaan bahasa itu dalam otak. Saussure memperkenalkan konsep langue (bahasa), parole (bertutur), dan language (ucapan).
Sebelum menjadi sebuah kajian disiplin ilmu, sebenarnya psikolinguistik sudah mulai terpikirkan oleh para ahli linguistik dan psikologi, namun baru menjadi sebuah kajian disiplin ilmu sejak di cetuskan oleh Osgood[22]. Dalam perkembangannya setelah menjadi kajian disiplin ilmu, psikolinguistik pada awalnya menganut teori behavioristik yang dikembangkan Skinner, kemudian pada tahun 60-an dan awal 70-an, pandangan mentalistik kognitivis yang dikembangkan chomsky mendominasi perkembangan psikolinguistik. Pada tahun 70-an psikolinguistik berkembang ke arah pragmatik komunikatif dan pada akhir masa ini  pragmatik atau sosiolinguistik  semakin mendominasi pada kajian disiplin ilmu psikolinguistik. Perkembangan psikolinguistik semakin pesat dan mulai muncul model interogatif yang terdiri atas komponen behavioral dan kognitif dan menjadi ciri dari kajian disiplin psikolinguistik hingga sekarang.

C.    Penutup
Psikolinguistik merupakan gabungan dari dua kajian disiplin ilmu, yakni psikologi dan linguistik. Kajian disiplin ilmu ini dibuat bukanlah tanpa tujuan, dan tujuan dari kajian disiplin ilmu ini adalah untuk mempermudah para pendidik bahasa dalam mengajarkan bahasa kepada peserta didik secara efektif dan efisien.


Daftar Acuan

-    Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. 2009. Dasar-dasar psikolinguistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press
-    Suci Sundusiah. “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik”. [Online] http:// Error! Hyperlink reference not valid. (27 Februari 2012 pukul 01.15 WIB)
-    Sari, Nirmala. An Introduction to Linguistics. Jakarta: Depdikbud.1988
-    Jean Caron. 1992. An Introduction to psycholinguistics. Inggris. Harvester Wheatsheaf
-    R. H. Robins. 1995. Sejarah singkat linguistik (terjemahan dari: A short history of linguistics). Bandung: Penerbit ITB
-    Charles N. Cofer. “The psychology of language”. Language International Encyclopedia of social [ONLINE] http://www.sciene.encyclopedia.com  (27 Februari 2012 pukul 23.48 WIB)­­­­­­



[1]  Piaget, Inhelder. B. La psychologie de l'enfant. Paris: Presses Universitaires de France. 1993. p. 1
[2] Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik.  p.116
[3] Sari, Nirmala. An Introduction to Linguistics. Jakarta: Depdikbud.1988
[4] Harimurti Kridalaksana. Op. cit., Jakarta: Gramedia. 1983. p. 163
[5] Suci Sundusiah. “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik”. p. 1 (Suci Sundusiah menjelaskan istilah psikolinguistik digunakan pertama kali oleh Osgood)
[6] Jean Caron. An Introduction to psycholinguistics. Inggris: Harvester Wheatsheaf. 1992.  p. 2
[7] Suci Sundusiah. Op. cit., p. 5
[8] Charles N. Cofer. “The psychology of language”. Language International Encyclopedia of social [ONLINE] sciene.encyclopedia.com (27 Februari 2012 pukul 23.48 WIB)
[9] Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. cit., p. 14
[10] Suci Sundusiah. “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik”.  p. 6-7
[11] R. H. Robins. 1995. Sejarah singkat linguistik (terjemahan dari: A short history of linguistics). Bandung: Penerbit ITB. p. 306
[12] Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. Cit. p. 6-7
[13] Ibid
[14] Ibid
[15] Ibid
[16] Ibid
[17] Ibid
[18] Ibid
[19] Ibid
[20] Kholid A. Harras & Andika Dutha Bachari. Op. Cit. p. 8
[21] R. H. Robins. A short history of linguistics). London: Longman. 1967. P. 175
[22] Charles Egerton Osgood seorang psychologist Amerika yang kemudian tertarik pada kajian linguistik dan menjadi psikolinguist (20 November 1916 –15 September 1991)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar